Rabu, 04 Desember 2013

kutakut

keluh lidah ketikaku menatapmu
terpaku langkahku terdiam dan membisu
tiada kuasa kubermain di lingkaran semu
hadirmu yang sesaat
menambah perih di hatiku

kemarin
ketika rembulan turun ke dasar lembah
terlintas kebersamaan tertanam di benakku
kuingin kembali menyulam awan bersamamu
bersama kita kembali seperti dulu
namun perlahan cahaya itu menjauh
dan lembahkupun kembali gelap
akupun tersadar di kala aku tengah berharap
jika semuanya terjadi
jika kembali rembulan itu bertahta di lembah ini
maka akan terulang lagi
sebuah prahara yang pernah membinasakan diri
diri ini
kusangat takut jika semuanya terjadi
segala nista akan menghujam diri
dan lebih baik kusendiri
menyepi di lembah yang tak bertuan ini
sambil menanti impian
seperti yang aku inginkan tadi malam

dari lembah yang tak bertuan:
04122013-18.20

seandainya kutau...

cinta yang pernah engkau tawarkan
di antara mimpi dan kenangan silam
kini telah menjadi sebuah siksaan
siksa yang tiada berkesudahan

di antara ketulusan dan penantian
bukankah telah tersaji sebuah kepastian
engkau akan setia bersamaku
melewati hari demi hari bersamaku
tapi mengapa
mengapa kau hancurkan cinta kita
cinta yang dengan susah payahnya kita bina
dan hanya karena berlandaskan pada kepatuhan
mimpiku ini kau jadikan sebuah kenangan

seandainya kutau sikapmu seperti itu
yang telah membuahkan kekecewaan bagiku
tentunya takkan pernah aku
mengiringi kemana angin membawamu
membawamu datang padaku
hingga kita membuat suatu kesan
yang kau akhiri dengan kata perpisahan

dari lembah yang tak bertuan:
04122013-18.20

waktu...

waktu...
telah membatasi gerakku
menutupi semua celah
tukku menatap ke segala arah

pada kisi-kisi hari
tertanam rindu di antaranya
kiranya terpenuhi
sebuah penantian yang kupunya

waktu yang telah membatasi hari-hariku
telah menciptakan keraguan
sehingga kulihat di sekelilingku
semuanya menawarkan kebimbangan

ingin kuberlari dari cengkeraman itu
namun sang waktu enggan berlari dari tanganku
meskipun telah kucoba rentangkan tangan
namun sepi merupakan bagian dari penantian

dari lembah yang tak bertuan:
04122013-18.15

ungkapan sang kembara

@ kembara yang terasing

malam ini kembali kuciptakan syair,
yang tak pernah terselesaikan,
mengisahkan perjalanan cinta yang hanya separuh jalan,
di mana sebuah ketulusan pernah ditawarkan,
di mana asa ini pernah melabuhkan harapan,
sungguh tiada pernah terkira,
gerimis hadir bukan pada waktunya,
lagi-lagi kembara menghentikan goresannya.

lembar demi lembar mengisahkan tentang kekecewaan,
dimana sebuah harapan tiada berbalaskan,
dimana penantian yang panjang telah terpatahkan,
sungguh tiada pernah kusangka,
tinta cinta tertumpah menghapus aksara,
dan kembali kembara hentikan goresannya.

satu persatu kutuliskan syair pada daun lontar,
agar kegundahan hati tiada lagi terbiar,
seandainya waktu tiada pernah menjauh dariku,
takkan mungkin kubiarkan mawar terlepas dari tanganku,
dan kembali lagi sang kembara menghentikan  goresannya,
dia terpaku menghitung setiap detik cerita,
dan berharap akan ditemukan sebuah celah,
tuk menghapus segala yang menimpa,
dan diapun menatap lembar kerinduan yang tertumpah,
dan semua syair cinta tentang dirinya,
mengharuskan rindunya terkekang dalam penjara cinta.

dari lembah yang tak bertuan:
04122013-18.15

Senin, 11 November 2013

sepintas tadi

sepintas tadi
ketika kelewati jalan setapak itu
masih kulihat ukiran nama kita
masih sama seperti waktu itu
tiada cela
tiada berdebu
sedikitpun tiada berubah
tapi sayang
keabadian cinta kita dulu
tak seabadi dengan nama kita yang terukir itu

11112013-19.36

tiada niatku

tiada niat di dalam hatiku
walaupun sekejap
untuk meninggalkan dirimu
namun
kedukaan yang pernah kau titipkan
telah meninggalkan luka
yang tiada menyisakan
dalam jurang
yang sengaja engkau ciptakan
engkau kubur aku
dalam kesendirianku
tiada lagi harapan
tiada lagi bayangan
semua halusinasi cinta
yang engkau berikan
memaksa diriku
untuk meninggalkan dirimu
dan terpaksa
aku harus pergi darimu
selamat tinggal sayang
selamat tinggal cinta dalam kenangan

11112013-19.34

terlepas

kuayunkan hayal ini
mengitari malam yang sedang bermimpi
tiada rasa tuk lepas lelah
demi satu naungan di antaranya
langkah tersurut
menyudut
saat kuhampiri pagi
meski terengah nafas ini
anganku terlepas dari genggaman
terbiaskan
oleh mentari yang membakar

11112013-19.39

seandainya kutau

pagi itu
di kala hening membelenggu suasana
kamu sabdakan ikut sertanya perjalanan
kemanapun kakiku melangkah
engkau turut jua
tetapi sesaat ketika kita tiba di sana
seketika
kau tenggelamkanku
dalam permainanmu

dulu
sebelum cintamu kuterima
ibarat pujangga kau puji diriku
laksana kembara bermahkota cinta
kau sebut aku
tetapi ketika kita tiba di taman itu
kulihat telah hadir
sesosok bayangan yang menantimu
disana kau buat pagiku
semakin membeku
dan.......
tiba-tiba gerimis datang
yang akupun tiada sadar telah membasahiku
impianku telah engkau khianati saat itu
dan pagi yang penuh dengan kepalsuan
adalah pertama kalinya
cintaku tak terbalaskan

11112013-19.32

menyimpul dendam

denyut nadi seketika terhenti
terjuntai hayal di pesisir
sesekali angin membawa pergi
melemparkan asa menjadi karam
dan kembali
kuterjerumus di titian

lelah aku menghitung waktu
jemariku berdarah karenanya
tiada berbenah rasa
semua terlihat hampa
sedetik tadi
kulihat bayangmu

hujan kebencian
menyimpul dendam tersimpan
kukepal tangan dengan erat
terasa
ingin kuredam angin yang mendatang
biar semua pedih tiada memanjang
dan kau...
menyisir keterpakuanku
dengan rajutan benang hasratmu

11112013-19.30

tapi mengapa

tidak seprti biasanya
malam ini begitu cerah
tampak gemintang saling bersahut di atas sana
dan rembulan mendengarkan degan asyiknya
tapi mengapa...
mengapa saat ni
di ujung malam ni
mata ini yang seharusnya berada de alam mmpi
tetap terjaga meski kupaksa kututup kembali

11112013-19.28

seandainya mentari hadir lebih awal

seandainya hari itu
pelangi hadir lebih pagi
takkan mungkin
akan aku kibarkan layar cinta ini
dan jika embun itu masih tertinggal
di daun-daun rindu
tentunya kan kuusapkan ke wajah
agar terhapus semua mimpi kelam silam
tentangmu
semua tentang dirimu
dan jika mentari memberikan sinarnya
sebelum kuterjaga
takkan mungkin aku terima dirimu
takkan mungkin aku terima cintamu
sebab..
cintamu telah membuahkan kekecewaan
hadirmu telah menyebabkan kuterasing
di lembahku sendiri
dan saat itulah baru aku menyadarinya
ketika sesal itu ulurkan tangan
luka itu baru terasa
saat kucoba membuka mata
panah kemunafikan menancap di dada
tiada rasa
tiada pernah kumenduganya
darah pengorbanan demi cinta
mengalir dengan sia-sia
dan hasrat inginku untuk bersamamu
nyatanya bukan ditakdirkan untukku

11112013-19.24

di sisa waktu

ntah mengapa
rasanya saat ini
ingin kuterbang bebas
melintas langit biru yang membentang
menyulam awan menjadi setumpuk harapan
kuimpikan
jika kukembali menginjakkan kaki
ke bumi dan
ke ranting-ranting waktu
ku masih berharap
akan kutemukan kembali
sebuah mimpi yang pernah hilang
yang bertebaran
tertiup oleh angin kesombongan

begitu cerah sore ini
begitu damai sore ini
lembayung senja yang berhias
terlihat nampak jelas
di antara bayangan mentari
aurora melukiskan sebuah wajah
wajah yang pernah kukenal
wajah yang telah berkali melukakan
dan ketika ingin kucoba tuk menyapa
engkau berpaling
menolehpun enggan
awan-awan itu berganti lukisan
membuat resah angan
dan di sisa waktu pengembaraan ini
kan kukejar mentari
biarlah perjalanan ini terbakar
kurela
walaupun sedetik cuma
kuingin bertemu dengan dirinya

11112013-19.23

musnahlah imipianku

bicaramu
tutur katamu
sungguh
telah menyayat hatiku
hanya dengan satu tiupan
terpadamlah lilin harapan
musnahlah smua impian
dan sesaat bila kuterkenang
kisah itu kembali menyesakkan

11112013-19.21

kutau

terhempas
di sepinya pagi ini
bagaikan sebuah bahtera
yang kehilangan layar
langkahku tiada berarah

pada satu titik kuterhanyut
terbawa arus yang deras
mengalir bagai tiada kenal waktu
semakin jauh
tiada tempatku tuk berlabuh

hampir dua musim terlewati
namun dahan dan ranting itu
tetap seperti dulu
tiada lusuh
tiada usang
tetap menyiratkan sebuah kenangan
tetapi aku yang terombang ambing
di samudera luas yang tiada berpenghuni ini
hanya mampu mengingat
setiap lembar perjalanan kisah kita
sedangkan engkau
kutau
kau pasti melupakan semua itu
dan pastinya
telah melupakan aku
melupakan aku yang sangat mencintaimu

11112013-19.20

entah kapan

apa yang terjadi saat ini
adalah sisa dari rindu yang kemarin
kesepian yang memaksa
membuat jiwa ini semakin tersiksa

entah sampai kapan
entah bilakah masanya
aku dapat melupakan
dan menghapuskan
namamu dari benakku
wajahmu dari hidupku
aku tak tau

11112013-19.18

pesanku untukmu

di senja yang temaram ini
wajah mentaripun terlihat buram
kusingkap tabir langit
kuharap ada pelangi
setelah lepas rinai ini
namun betapa terkejutnya aku
keinginan tidak sesuai dengan kenyataan
semuanya hening
semuanya membisu
lembahku bagaikan mati
perlahan kucoba melangkahkan kaki
mencari
dan terus aku mencari
hingga langkah ini terlalu letih
yang dicari tetap tiada aku temui

kembali kuterkenang
akan cintaku yang tak terbalaskan
semuanya penuh kepalsuan
semuanya musnah hanya dalam satu malam
dulu aku yang pernah
engkau jadikan pujaan
kini hanya bisa diam
saat mimpi indahku disadarkan
engkau telah meninggalkan
sebuah kelukaan yang tiada akan dapat terlupakan
dan di saat aku menggantungkan harapan
engkau jadikan diriku
bagai sebuah daun kering
berlumur debu
berlumut
semakin hina di matamu
dan...
satu kata sebelum kupun pergi
bahwa mencari cinta di atas cinta
akan berakhir dengan kecewa

11112013-19.16

berlalu

dalam diamku
tertunduk aku
menyesali apa yang terjadi
semua mimpi-mimpi
yang tiada pernah kusangka
sebelumnya
berakhir sudah

seandainya kutau
cintamu itu
penuh dengan permainan
takkan mungkin semua kerinduan
aku persembahkan
dan aku pertaruhkan
demi dirimu seorang

kini hujan semakin deras
meredam pekik yang aku luahkan
entah sudah berapa lama
entah sudah berapa kali
tangan ini kukepalkan
entah sudah berapa lama
diri ini terdiam di sini
dalam nafas sesal terakhir
di detik sisa mimpi ini
kumasih berharap
engkau datang menghampiri diriku
dan mengajakku pergi
dan bersama-sama
kita kembali
kita kembali
ya kembali ke lembah yang tak bertuan ini

namun semua itu hanya bagian dari angan
karena setelah hujan berlalu
semua tentangmupun juga berlalu

11112013.19.14

semuanya telah terjadi

di dinginnya malam
yang bertirai pada kesepian
kupandangi wajah sang rembulan
yang terdiam
tiada senyuman
muram
ada apakah gerangan
dan apa yang sedang ia fikirkan

sekali lagi kupandangi
dan bertanya mengapa ia seperti ini
adakah yang merisaukan hati

aku terdiam sejenak
aku tertawa sesaat
hemmmm
kutarik nafas dalam-dalam
dan berfikir
keadaanku ini
tak ubahnya dengan rembulan itu
tiada berteman
tak satupun gemintang
yang bisa diajak bercengkerama
kembali kutarik nafas
hemmmmm
aku tersenyum
semuanya telah berlalu
semuanya telah terjadi
biarlah
biarlah seperti apa adanya
karena memang
seperti inilah keadaannya

11112013-19.13

bias lamunan

bersanding di sisi malam
kuseka embun yang mengaburkan
meredupkan tirai impian
berbayang semu parasmu datang
saat tangan ingin menggapai
sinar rembulan
membiaskan lamunan

11112013-19.12

mimpi indahku telah pergi

semilir angin menyapu rindu
sisa-sisa hujan menghadang langkahku
tertegun ketika mimpi-mimpi indahku berlalu
deru anginpun menambahkan beku
tiada sadar awan gelap menghalangi pandangku
dan melumatkan senyumanku
malam ini
kembali ku berada dalam sepi
di lembah yang tak bertuan ini

walau amat menyakitkan
walau amat memilukan
namun kutetap berharap
meskipun hanya sesaat
datanglah dikau
hadirlah dikau
di lembah ini semakin sunyi
semenjak engkau pergi dari sisi

11112013-19.10

sedangkan aku

berkuntum rindu kusimpan
ingin mejelma asa berputik
tersadar siapalah aku
tertawan seroja bumi sriwijaya
berkhayal meniti teratai
memadu di kedatuan
merangkul semesta dalam dekapan
tapi dapatkah
mungkinkah
akan terwujud
sedangkan aku
adalah lembaran kelam
yang tiada terartikan

11112013-19.08

kuingin menemui mimpi

merambat
kiaskan jawab
ingin kulukis
perjalanan ini
entah menatap
ataukah berpaling
nantilah
biarlah tuk malam ini
rembulan tetap bernyanyi
menghantar para ilalang
tuk menemui mimpi
dan jika
embun pagi
menambah damai esok hari
barulah sang pujangga
akan menyulam semesta
dengan kenyataan

11112013-19.06

kutak ingin

seuntai senyum yang menyejukkan
memanjakan langit di sore ini
sungguh meneduhkan kala kutatap
teringin hati membelai angin
namun apa daya
tangan ini hanya mampu menyimpulkan

terkadang
teringin segera
memburu matahari
dan menggantungkan harapan
hingga berselimut dengan awan
pastinya penuh kehangatan
penuh kedamaian
namun gerimis pernah melepaskan
dan menandakan
menjatuhkan
bahwa sang pujangga
pernah mengalami kecewa
dan setiap tetes yang mengalir
yang membasahi perjalanan ini
menyiratkan kenangan yang tak terlupakan
aku diperdayakan
kebersamaan itu ditinggalkan
sesungguhnya aku tak ingin
bahkan teramat tak ingin
jika setumpuk kecewa
yang saat ini kupanggul
kan membuatmu ikut memikul
semua kelukaan
kelukaan
kelukaan
dan aku
tak ingin menjadikan dirimu
bagaian dari bayangan hitam silamku

11112013-19.04

luka itu kembali datang

dalam keterpanaanku
menafsirkan pilar-pilar assitakala
yang menyanggah
tanpa adanya penyandingan
di mana setiap uliran
bertepi kemunafikan
lembah itu
adalah tautan
dari kisahku yang kelam
diam seribu bahasa
ketika luka itu menghampiriku
di antara puing-puing kehancuran
hanyalah kenangan pahit
yang tertinggal
dan impianku di setiap pilar itu
telah tumbang satu persatu

aku yang pernah berharap
berdiri tegak memandang
meskipun tersamarkan
oleh selaksa halimun
yang memaksa kutiada gerak
lalu kutiti kembali uliran itu
dan
ketika baru akan kutemukan sebuah jawaban
kembali fatamorgana mendatang
memikatku pada keraguan

11112013-19.02

hanya sebutir debu

kuhanya sebutir debu
yang mengotori sang waktu
kuhanya setumpuk kenangan
perayu di setiap perjalanan

kuhanya lembaran hitam
yang menutup siang dengan malam
kubagai kaca yang buram
melirikpun dirimu enggan

11112013-19.01

tak kunjung henti

hujan masih jua membasahi
sedikitpun tak memberikan kesempatan
buatku ini
untuk melangkahkan kaki
menembus dinginnya malam ini
sampai kapan aku berdiri
sedang hujan sepertinya
tak kunjung berhenti

11112013-19.00

masih terasa

kumasih ingat
deraian bening yang mengalir
saat menetes
menyimbah ke paruh waktu
terhanyut di ketika itu
lalu dengan disaksikan senja
yang mulai bergulir
kuterima dirimu
dan kuterima cintamu

pabila aku mengenang
sungguh terasa amat menyakitkan
setelah cinta itu baru dimulai
senja begitu cepat berganti malam
tiada lama kukecap bahgia itu
ternyata dirimu
hanya meneduhkan sandaran
diriku kau anggap persinggahan
dan bila kuingat semua
terasa....
sesalan

11112013-18.59

apa yang mesti aku perbuat

berdiri ku di sini
menatap hamparan sepi
berkabut
dan dingin
apa yang mesti aku perbuat
mesti kemana langkah ini
kan kulabuhkan
ingin kutambatkan
tetapi mengapa wajah sang malam
saat kubertanya
membisu dan bungkam

kucoba tuk melangkah
kumau lari dari sepi ini
namun kaki ini bagai terpaku
apakah dingin ini
ataukah kabut ini
mengapa mereka seolah-olah
selalu datang
di setiap saat
selalu menyapa setiap kali
benak ini ingat dikau
yang semestinya
yang seharusnya
tak patut lagi aku kenang

11112013-18.67

kuharap engkau tau

tak kuasa kutahan kantuk ini
kuingin masih memandangi
gambaran cinta kita dulu
meskipun penuh debu
tetap berkesan
walau berakhir dengan perpisahan

senyum manjamu di ketika itu
meluluhkan hatiku
kuingat kebersamaan kita
penuh dengan canda dan tawa

kutiada menyangka
sedikitpun aku tiada menduga
sesuatu yang paling aku takutkan
akhirnya berakhir pada kenyataan

walau engkau kini telah pergi
dan melupakan sepenuhnya diri ini
namun satu yang tak terlupakan
sesaat bahagia yang engkau berikan
telah mengenalkanku pada indahnya cinta
kenangan darimu kan kuingat selamanya
meskipun dalam tidurku
kumasih tetap merindukan hadirmu

11112013-18.56

inginku mengulang

sejenak tadi aku trlelap
dalam tidur yang teramat singkat
ingin kembali kumengulang
tapi rasa kantuk itu telah hilang
masih kupaksakan walau tubuh terlalu letih
karena kusangat berharap ingin kembali
pada mimpi indah yang sepintas tadi

11112013-18.55

percuma

semilir angin menyapu rindu
sisa-sisa hujan menghadang langkahku
tertegun ketika mimpi indahku berlalu
dingin pagipun menambahkan beku
entah kemana segala asaku
yang kutitip diperjalanan waktu di ketika itu
aku tak tau...

kau dengarlah
lirihnya suara angin di dedaunan
menyuratkan sebuah harapan
namun mengapa
sejenakpun tiada engkau hiraukan
sapaan ranting yang berjatuhan

kau lihatlah
sebelum gerimis hadir
yang menjadikan sebuah tanda
di mana awan gelap
memekat
menutupi lembah cintaku ini
kutau engkau tau
sebelum engkau melangkah pergi
sempat kau intip langit
di sela jari jemari tetesan hujan
sedikitpun engkau tiada hirau
bahkan melihat lembahkupun dirimu enggan

bila kau tiada mendengar
bila kau tiada melihat
biarlah lembahku ini berselimut hujan
biarlah lembahku ini dirangkul dingin
tiada mengapa
mengharapkan hadirmupun
sepertinya percuma

11112013-18.53

ingin menjemput mimpi

dalam bayang-bayang bulan
menggaris padang yang terpandang
menyisir sepi
yang mengitari setiap sisi
menghantarkan kelukaan ini pada malam
terdiamku
merenungku
tersentak mata terbuka
terasa perih di telinga
saat
dengan tiba-tiba
kicauan para penabuh genderang
hiruk pikuk memekakan
aku yang bagai rumpun tua
yang tiada bernyawa
gemeretak bibir ketika anganku menjauh
semakin jauh
kemana
dan kemana perginya ia
sang pelantun merdu
yang biasanya setia menemani
di saat aku begelut pada mimpi
yang biasanya datang
dan menembangkan syair sang perindu
di sini aku menanti
di sini aku masih berharap
suara merdu bagai dulu
yang dibisikan di telingaku
duhai sang rembulan
bawalah diri ini terbang
tuk menjemput mimpi yang pernah menghilang

11112013-18.50

seandainya kumampu

seandainya
kumampu mengembalikan waktu
takkan kubiarkan
flamboyan terlepas dari tanganku
kan kusandingkan dia di setiap mimpiku
dan setiap saat
akan kunyanyikan lagu cinta
namun...
ketika sang waktu menyapaku
bayanganmupun menghilang tanpa kutau

kuingin...
kuingin...
sekali lagi ku ingin
kuingin mengubah takdir ini
kuingin kembali bercengkerama
seperti waktu itu
namun ketika kumencoba
tuk menyentuh gambaran cinta
terlunturlah semesta pena
menjadi satu imajinasi tanya
aku tak mengerti
arti dari yang terlukis ini

11112013-18.49

ceritakanlah yang sesungguhnya

lenguh di bantaran wadak
babad terjalin kepalsuan
semusim nantiku terabai
lusuh berpeluh kian merangkul

sedetikpun tiada kabar
sesaatpun tiada terdengar
kau samarkan bayangku pada terang
dan kau lumuri perjalanan
dengan ilusi yang membenamkan

jika nanti
jika suatu saat nanti
bayanganku menghampiri diriku
kuharap kau kisahkan
walaupun sedikit tentang keberadaan
betapa sang kembara ini
adalah angin yang menyejukkan
selalu menghantarkan lelap pada impian
biar jika nanti langit bertanya
beginilah kembara apa adanya
dan kumohonkan
jangan kau belai rembulan dengan kesenduhan
karena kutak ingin malamku berkesudahan
dan aku ingin masih bercengkerama
dengan sebuah bintang kecil
yang menjadi penggerak pada bayang

11112013-18.47

hayalku tentangmu

mendung kembali mewarnai
menyelimuti lembahku ini
dinginpun menjalar
dan membelai sekuntum rindu
hingga semakin membeku

ingin kututup mata
kutak ingin melihat hujan turun
yang akan membasahi
dan meghilangkan setumpuk kisah
sebuah perjalanan cinta
yang terukir di dinding lembah

masih ingatkah engkau
saat kutuliskan kisah tentang kita
di sana...
di sana dengan bahagianya engkau
sambil memegang tanganku
mengukir nama kita dengan senyuman
terlihat engkau sangat bahagia
dan kukira...
ahhhhh...
ternyata gerimis telah menjelma
dan menjadi sebuah pembuka
hujan...
hujan itu
hujan yang sempat membawaku
dan berkhayal tentang dirimu

11112013-18.46

tentang perasaan

tak dapat aku tutupi
perasaan rindu ini
meski telah kucoba berbagai cara
namun kenyataannya
aku tiada bisa berbuat apa-apa
aku tiada bisa berkata apa-apa
hanya gemuruh yang bergelora
terasa membakar jiwa
tak dapat aku pungkiri
kuingin benamkan wajahku ini
agar bayanganmu segera menjauh pergi
namun sekali lagi
aku tak bisa berbuat apa-apa
aku tak bisa berkata apa-apa
bibirku terkatup
mataku terpejam
menahankan
sebuah kerinduan
yang tiba-tiba saja datang
memenuhi benakku
menciptakan dilema pada inginku
terasa malam ini
kuingin menjerit sepuasnya
agar dirimu tau
bahwa aku sangat sayang padamu

 11112013-18.44

nafas cinta terakhirku

nafas cinta terakhir
terukir
di sebuah pusara
yang tiada pernah terjamah
kekal
hingga kini
tetap menjadi sebuah tanda
di sana
cinta kita berakhir di dalamnya

nafas cinta terakhir
seiring waktu yang bergulir
hanya aku yang sentiasa
menaburkan sekuntum kamboja
sebagai pengenang
dari cintamu yang penuh kemunafikan
dan setia kupandang
cinta kita yang penuh dengan kenangan

11112013-18.43

karam

karam sudah langkah ini
hasratpun berpatah tiada berarti
di tengah jalan terlintas sebuah mimpi
yang tanpa sengaja ajukan diri
aku yang ingin memetik
sebuah bintang di angkasa
hanya bisa meneruskan angan
karena tanganku telah dicengkram
kandas hingga tiada memberikan alasan
tinggalku mimpiku
sendirian menari bersama bayanganmu
dari kejauhan
kuhanya mampu memandang
dari kejauhan
aku hanya bisa mengenangkan
sebuah kekecewaan
yang pernah kau titipkan
namun jika kukembali
memburu sang mentari
di esok pagi
maka pastinya
malamku ini akan terlewatkan
dan bayangmupun pergi
tanpa pernah kuharapkan
duhai gemintang
biarkan diriku ini tetap bermimpi
dan kupun tak ingin dia... pergi...

11112013-18.41

dijaring sang waktu

pekat merambah perlahan
menjadikan gelap tiada berujung
samarpun semakin tiada jelas
matakupun tertutup
hitam menyelimuti
dan aku
telah lumpuh tuk berpandang

kucoba mengusir sepi ini
dengan alunan tembang cinta sang kembara
namun lembahku telah terbungkus nestapa
dan unggaspun
tiada sudi mendengarkan

aku terpenjara dalam jaring sang waktu
membuatku tiada celah tuk menyibak
rintihanku memenuhi langit-langit penantian
dan suarakupun menghilang
ditelan oleh awan kegelisahan

11112013-18.40

meraut bayang

redup menopang inginku
lintas waktu
menghimpit sebuah rindu
di ujung malam
rasa itu kembali datang
dan sepiku
meraut bayang-bayang

lembar demi lembar
aku artikan
kenangan itu kembali datang
ajukan sebuah pertanyaan
sesatku seketika dicumbu kelam
kubagai daun kering
yang berguguran
hilang tertelan
pekatnya kabut babad silam

11112013-18.39

kelingi bumi

ketika kedatuan telah menjadi sejarah,
para rajawali meratap kesedihan,
merah dihitamkan,
putih dikaburkan,
ada ditiadakan,
siguntang hanya memandang lengang,
menyaksikan runtuhnya kejayaan,
dari lembah yang tak bertuan,
kelingi bumi menulis sejarah para pecundang.

11112013-18.36

seribu luka

kemana rinduku ini
akan aku labuhkan
sedangkan segara nyata
tiada pernah memberikan jawaban
aku yang berdiri
hanya seorang diri
di tengah-tengah kekalutan
hanya menitiskan kesedihan

kuambil satu persatu
setiap helai rerumputan
dengan deraian airmata
dan seribu luka yang tiada terasa
aku torehkan
aku tuliskan
sebuah perjalanan
yang larut hanyut bersama kenangan
terasa....
aku ingin tinggalkan semua yang ada
melupakan semua yang pernah ada
pergi ataupun mati
bersama cerita yang pernah ada ini
aku tak tau lagi
apa yang harus aku lakukan
bermimpipun tak berani aku lakukan

11112013-18.34

nyatanya

seumpama api membakar kertas,
angkaramu membuat jiwaku memelas,
niscaya akan ataukah seakan,
dendammu telah kau berlakukan,
ikuti permainanmu kau keruhkan warna cintaku.

11112013-18.32

sesalku

cinta yang pernah kau tawarkan
di antara mimpi dan kenangan silam
kini telah menjadi sebuah dendam
pada luka cinta semalam
yang teramat menyakitkan

11112013-18.29

nyatanya

masih terasa di jiwa
kenangan di antara kita
betapa indahnya
seolah impian tuk bersama
tiada bakal lama
namun ketika kuintip bintang
dari balik dedaunan
tersentak kutersadar
nyatanya aku telah dihanyutkan
oleh hayalan yang datang membuai

11112013-18.27

waktu

waktu
telah membatasiku
tuk menyentuh hayalku
padamu
semua tentang dirimu
seandainya sang waktu
tiada pernah berlalu
pastinya semua mimpi-mimpiku
tentang dirimu
semua yang ada padamu
terasa nyata engkau adalah milikku

11112013-18.26

bagaikan debu

andai dirimu jumpa aku di ketika ini
kuyakin kau akan tersenyum melihat kertepurukanku
luka cinta yang kau goreskan dulu
telah menjadikan diriku bagaikan sekumpulan debu
hina
dilupakan
dan
bahkan
sedikitpun tiada pernah engkau perdulikan

11112013-18.05

menyisir mimpi

merenda mimpi di penghujung sepi
berharap kasih menyelimuti diri
tertusuk jarum semakin perih
entah kemana senyummu pergi

cerita cinta membuat kedukaan
kutak mau sejarah itu kan kembali terulang
tiap detik selalu terbayang
keputusanmu teramat menyakitkan

tiba-tiba gerimis itu berakhir
dan aku tak ingin lagi bermain dengan takdir
biar seanggun manakah engkau hadir
cukup sudah
takkan lagi aku ikuti arus yang mengalir

menyulam buih menjadi permadani
menyisir segara yang tiada bertepi
terasa telah hayal mengejar mimpi
lebih baik kukembali
di lembah yang tak bertuan ini

11112013-18.04

merindukan bayang

hening bertajuk sepi
merenda mimpi di dalam mimpi
akankah dapat aku temui
sekuntum flamboyan
yang sudi bersemayam di hati

di tiap detik aku isyaratkan
sebuah kerinduan yang pernah menghilang
berlalu pergi tanpa adanya putusan
dan di mana sebuah ketulusan
diracuni tanpa memberikan alasan

aku yang pernah dipermainkan waktu
memintal rindu dalam bayang semu
perlahan kabut itu menjauh
berlalu pergi tanpa sedikitpun kutau
dan begitulah dirimu
yang meninggalkan sebuah kelukaan
pada cintaku yang teramat dalam
sementara engkau tetap lenakan
asaku bermain dengan angan

bilakah flamboyan itu datang
walau dalam mimpi
masih tetap kuharapkan
bilakah flamboyan itu kembali menghiasi
mewarnai lembah
yang telah lama ditinggal pergi

11112013-18.02

Minggu, 10 November 2013

duhai malam

bulan sepenggal
dipeluk awan
tiada bintang
tinggallah aku
menatap langit yang gelap
kemana perginya mereka
ada dimana mereka
biasanya di ujung malam ini
mereka bernyanyi untukku
sambil sesekali membelai rambutku
duhai malam
pejamkanlah mataku
agar aku bisa melupakannya

10112013-20.10

memeluk bayangmu

malam semakin larut
namun mata ini tak jua mau terpejam
hanya setumpuk kenangan
yang menghias saat kupandang
di setiap sudut kamar
di celah-celah dinding kamar
tiada sadar kupandang sang rembulan
yang bersembunyi di keramaian gemintang
lembar demi lembar kisahpun datang
merayuku dalam kesendirian

sepiku tiada berbatas...
rindupun tiada berbalas...
malam ini seketika hayalku tumbang
dalam menjejaki sebuah bayang-bayang

10112013-20.06

belenggu cintamu

pertama kali kau kucinta
pertama kali kudiluka
sepiku adalah pertanda
gugurnya sebuah harapan cinta

layu sudah impian
semakin nyata saat bayanganmu datang
belum puaskah kau menambahkan
siksa rindumu sungguh memilukan

kucoba tuk melupakanmu
meskpun hati berkata tuk ragu
namun cinta ini semakin membelenggu
dan pernah kuberharap
semoga engkau menjadi milikku

namun yang diharap berubah penyesalan
anganpun memudar lusuh ditelan silam
semakin kucoba tuk melupakan
namun semakin sakit aku rasakan

10112013-20.04

tentang perasaan ini

di sini
di antara putih yang terputih
sepintas kulihat
setangkai bunga mawar
yang keremajaannya nampak tumbuh
bagai untaian mutiara
yang tercipta dari lembaran
sebuah pelangi senja
rasanya ingin kusentuh
rasanya ingin kumemetik
namun aku ragu
sebab kutak ingin
bila dia berada di dekatku
semerbaknya kan berganti rupa
dan akan mendapatkan sentuhan gersang
dari kupu-kupu
dari kumbang
dari belukar
dari rimbunan ilalang
bahkan dari tanah dimana dia berasal
aku takut
aku tak ingin
biarlah perasaan ini
biarlah keinginan ini
kan kubawa pergi
kan kutelan sendiri
hingga nanti
hingga aku mendapatkan seorang pengganti

10112013-20.00

nafas cinta terakhir

penantianku telah berakhir
terbawa hanyut air yang mengalir
sepiku kini bercumbu dengan takdir
dan semua kenangan tentang dirimu
telah kukubur di dalam nafas cinta terakhir

10112013-19.59

pusara cintaku

ndahnya senja tiada kurasakan laqi
saat biduk karam di lautan yang tiada bertepi
tetes demi tetes hujan membasahi
di anjungan ini aku tetap berdiri
sang angin dengan leluasanya mempermainkan diri

akupun oleng bagai selembar dedaunan
kulihat engkau hanya diam memandang
sedikitpun engkau tiada hirau
perlahan kucoba menghampiri dikau
kucoba meraih tanganmu
namun engkau pergi berlalu
seolah tiada kenal aku
layarpun telah engkau bakar
tanda-tanda perpisahanpun
telah engkau lukiskan

berakhir mimpiku di tengah samudera
ketika hendak mencapai puncak kokohnya cinta
hujan kali ini terasa menghujam
laksamanapun terdiam
dalam biduk kesendrian
beribu detik berdua menerjang gelora
kutak menyangka kan begini akhirnya
ternyata kisah cinta kita
terkubur di lautan air mata
dengan cintaku sebagai pusaranya

10112013-19.56

di nisan cinta kita

pada nisan cinta ini
kuukir sebuah keresahan
sebuah nafas terakhir dari kerinduan
yang berpeluk pada kemunafikan
darimu
pengkhianatan kasihmu
tiada lagi kering
bumi yang kupijak ini
semuanya telah basah
basah oleh airmata yang tertumpah
karenamu
karena pedayamu
kucoba seka
nisan cinta kita
berharap kenangan antara kita berdua
kan terhapuskan
agar tiada lagi kenangan
kenangan yang sangat menyakitkan
yang telah membunuh kepingan-kepingan
sebuah ketulusan
yang diakhiri
dengan sebuah kata perpisahan
dan aku
berakhir dan berkubur
di lembah yang sunyi dan dingin
lembah yang tak bertuan

10112013-19.54

cukup sudah

resahmu
mengumbar sebuah keinginan
tuk kembali melenakan
setangkai harapan
yang tiada berputik
di savana yang gersang

bagai seekor elang
mengintip dari balik dedaunan
menunggu
biarpun berkurun
tetap bertahan
mencari kesempatan

namun
sebelum desahku terlepas
kutak ingin kembali
kau taburi lembahku
dengan janji-janji indahmu
cukup sudah
kepergianmu merupakan pertanda
sebuah rencana
yang kaubangun di atas puing-puing
dari tetesan air mata
air mata sang kembara
yang menghiasi setiap dinding
biarkan aku dengan kesendirianku
jangan lagi engkau rayu aku
biarkan nyanyianku tetap berkumandang
di sebuah lembah yang tak bertuan

10112013-19.52

telaga kekecewaan

kuseka embun
yang menghiasi kaca perjalananku
meskipun tiada bening seperti dulu
namun masih mampu bagiku
tuk melihat nun jauh di sana
sebuah telaga kerinduan
yang masih menyimpan berjuta kenangan
kau
dan aku

sebuah telaga
yang merupakan bagian dari sebuah kisah
yang sempat menyimpan kenangan
kebahagiaan
kepahitan
kedukaan
kemunafikkan
yang berawal dari runtuhnya dedaunan
satu per satu impian
gugur ke bumi
mengering
menyatu dengan debu
dan menutupi semua gerakku

dua hati kini telah bertentangan
masing-masing menyimbah kekaguman
dengan kekecewaan
telaga yang dulunya merupakan lembah impian
kini bagaikan sebuah makam yang ditinggalkan
berlumut
berperdu liar
dingin
dan penuh dengan kesuraman

10112013-19.50

bayangmu

awan gelap menyelimuti lembahku
kabut pekat menghalangi langkahku
tertegun ketika mimpi-mimpi indahku berlalu
deru anginpun menambahkan beku
malam ini kembali kudipeluk bayang hitammu

10112013-19.47

tanyaku pada langit

tarian langit menikam sukmaku
di tengah telaga terpasunglah langkahku
membangun ilusi agar tiba yang dituju
rayuan lotus menggambarkan semua tentang itu
di atas cadas kumenaruhkan harapan
kiranya kan datang yang dipertuan
merentangkan jembatan tuk meneruskan impian
menyatakan angan dan bukan bayang kekosongan

hanya keheningan yang setia menjadi teman
tiada terdengar lagu yang mengusir kehampaan
sekelilingku berhias belantara yang menakutkan
dan seolah ingin memangsaku dalam diam

dalam sesat kubertanya-tanya
apakah masih ada sekeping asa
yang datang turun dari langit
menghapus kepenatan agar rinduku ini tiada mengapit
lalu kutengadahkan wajah
mengharap kiranya dia kan tiba
membawaku pergi dari dinginnya lembah
dan menuju kehangatan cinta yang sebenarnya

10112013-19.46

pergimu tinggalkan luka

sejenak kuluahkan rasa
yang menginginkan
sebuah kerinduan untuk berjumpa
di antara dua tangan yang berharap
bersimpuhku
dalam gelitanya malam

hadir kembali...
bersama sang rembulan
ilusi itu membayangi
kututup mata ini
dan berharap semuanya berubah
namun ketika kuintip bintang dalam keresahan
tiba-tiba rayuan dedaunan melambai
seketika kurasakan pedih bila kupandang
sejenak kuterkenang
kembali semuanya bagai menikam
hatiku
pada penantianku
ilusi itu kembali mencengkeram
hadirnya bayangmu
di sela-sela sepiku
telah mematahkan semua impian
yang terajut dalam sebuah kemunafikan
darimu...
yang telah berlalu
pergi dengan membawa setumpuk mimpiku
dan meninggalkan luka di hatiku

10112013-19.43

semuanya sia-sia

di lintas waktu ini
di lembah yang tak bertuan ini
hening sekeliling merayuku dalam diam
hayalku mengambang
menanti usapan angin yang datang menjelang

dimana dan kemana perginya ia
tiada berita sejak malamku tiada lagi indah
apalagi yang harus aku lakukan
kemana perginya cahaya rembulan
yang aku rindukan
aku kesepian di dalam lembah ini
aku tiada lagi dapat menghitung hari
detik demi detik
masa demi masa
semuanya berlalu tanpa kumenyadarinya
tiada berbatas lagi
luruh
penantianku
perasaan ini
terlerai
bagai buih yang dibawa hanyut air laut 

10112013-19.41

angkaramu

seumpama api membakar kertas
angkaramu membuat jiwaku memelas
niscaya akan ataukah seakan
pergimu telah menandakan
terpedaya oleh rayuanmu
kau hancurkan semua mimpi-mimpiku

10112013-19.40

gurauan cintamu

bukan aku ingkar dengan takdir ini
bukan sengaja aku bangun dari mimpi
karena sang malam
telah melepaskan tawa kesunyian
dan akupun masih dibuai
oleh halusinasi cintamu yang menyesakkan

hingga kini...
kutakut bayangan itu
kan kembali lagi
bukan sekedar angan yang telah dilukiskan
namun beribu-ribu harapan
yang tiada berbalaskan
aku...
selama 5 masa mengarungi bahtera itu,
tanpa kusadar
sang mawar merayuku
mengingkari takdir dan waktu

terukir di setiap helaian rerumputan
impian binasa dalam sebuah kisah
rindukupun berselisih
tiada bertaut
dan ketika ingin kucoba
menyingkap apa yang terjadi sebenarnya
bayanganmu tiba-tiba menjelma
dan membawa selaksa penaka
sebagai wujud dari gurauan cintanya.

10112013-18.11

taman yang hilang

masih seperti dulu...
tersimpan erat
kenangan kita di taman itu,
penuh kehangatan
penuh kebahagiaan
begitu indah
terasa kuingin kembali mengajakmu
tuk mengulang kembali
masa-masa kebersamaan itu

namun tiba-tiba lembahku kembali hening
awan gelap menutupi setiap sudut
kuhentikan sejenak lamunan
agar aku tiada surut dalam sentuhan
perlahan
semua yang nampak
seolah mencibir
dan
waktu ternyata menggilas rasa rinduku
angan tuk jumpa serasa kian menjauh
seketika kutersadar saat mimpi ini terbiar
hanya kusendiri terdiam menatap bayang

kucari jejakmu di setiap helaian ilalang
yang membawa asaku tertiup angin dan terbang
....
kembali kuterpaku
menatap taman di lembah itu
yang kini hanya merupakan bagian dari kenangan
kenangan dari mu
yang berujung pada penyesalan

10112013-18.10

angan adalah angan

di pesisir waktu
di ketika ini
tetap ku ayunkan langkah
menembus mata angin
hingga memucat
wajahku
langkahku
dan
masih kucoba paksakan
karena kutak ingin lagi
melepaskan mimpi di siang hari
dimana kerinduan
telah berhasil kugenggam
dan seandainya
di senja ini
ada pelangi
tentunya kan kuselipkan di rambutmu
seumpama itu bunga
tentunya dirimu kan lebih indah
tetapi
angan merupakan sebuah angan
yang pastinya
kau telah pergi
dan menitipkan luka cinta di hati ini
luka yang tak sepatutnya terjadi
meskipun hanya di dalam mimpi
luka itu semakin sakit kurasai

10112013-18.08